Young journalist and marketer to be

Powered by Blogger.
RSS

Learn To Let Go #Ikhlas #QurbanMoment

""Makna qurban dalam idul adha adalah bahwa kita harus ikhlas dalam menjalankan cobaan dari Allah. Kata lainnya adalah saat kita "disembelih" Allah, maka ikhlaslah dan bertawakal sehingga dengan keikhlasan itu kita akan mendapatkan "domba" sebagai penggantinya.

Sayangnya, saat kita menjadi bagian dari sembelihan Allah, kemungkinan kita tidak ikhlas dan berat sehingga tentu kita tidak mendapatkan gantinya berupa domba. Oleh karena itu, atas segala sesuatu yang terjadi kepada kita karena cobaan dari Allah, kita mesti ikhlas menjalaninya.

Muhammad Ainun Najib atau yang lebih akrab disapa Cak Nun dalam hal quran idul adha, menjelaskan, kalau kita sedang "disembelih" Allah, maka kita harus ikhlas dan tulus agar kita mendapatkan domba sebagaimana Ibrahim menyembelih Ismail. Masalahnya, kita seringkali tidak ikhlas saat disembelih Allah. Inilah hal yang paling berat, yaitu ikhlas dan tulus. Demikian arti dan makna qurban dalam idul adha menurut Emha (Muhammad) Ainun Najib (Cak Nun)."

If you guys know me well maybe you know all my problems this year. All my changes into a terrible human being. Someone who has worst anger and stress management. 

To everyone surrounded me, you might know that this year probably my hardest year.

If you read this, I sincerely apologize because I annoy you, break your heart in some ways and craving for your attentions.

I do admit that I feel lonely, the entire time. Maybe I forgot that I had Allah as my company but right now I am starting to learn, all over again that He always watching me.

And this year is just another hard year for me. Someone told me that "Everyone's fighting their own battle". Other ones said that "You should stay strong for your own and your family". 

Indeed, I look strong but deep down, I am a mess.

And ikhlas is the hardest thing to learn, at least Allah knows that I'm trying. Because when everyone's leaving I know that Allah will always be my company, and he will send me help from anyone's hand, anytime, anywhere.

Source: http://www.islamcendekia.com/2014/10/arti-makna-dan-hakikat-idul-adha-qurban.html?m=1

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Dear, H

Thanks for caring, H.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Adrina and her Blood Type B Traits

Yasss this is going to be my second post for Get To Know Adrina Better. Kali ini tentang kepribadian berdasarkan golongan darah. Sebelumnya saya membahas tentang ke Aquarius an seorang Adrina, bisa baca di sini

Disclaimer: Buat kamu yang tidak percaya sifat orang hanya dibagi menjadi 4 macam, apalagi berdasarkan golongan darah. Ah gak make sense. Mending ga usah scroll down ya ;)

Pembagian karakter orang ke dalam 4 tipe golongan darah adalah streotype yang berkembang di negara Jepang, dan kemudian merambah ke negara-negara di Asia, seperti negara tetangganya Korea Selatan. And this is going to be judgemental. Japanese and Korean really take it seriously. Mereka menerapkan ini di sekolah dan lingkungan kerja, bahkan urusan asmara.

"Korean women consider men with blood type B personality not suitable for marriage due to their playful and flirty disposition." source: psychologia.co
Wow, jinjja??? Segitunya??? Padahal kan yah belum tentu.

Kemarin saat saya meluangkan waktu seharian bersama teman saya yang seorang S.Kg on her way to get her drg. title, yes dentist. Dia percaya tentang pembagian karakter berdasarkan golongan darah. She said that she really match her blood type A personality. She's perfectionist just like other people with blood type A. And then she guessed what my blood type is
"Kamu golongan darah B ya?"
"Iya ih kok tau?"
"Pantes ga jelas"
"Wqwqwq"
(((ga jelas))) OKAY

credits: uallloveme.blogspot.com

Ya, Adrina bergolongan darah B. Can you imagine living with two other blood type B people at home? Ya, Mama dan adik saya juga bergolongan darah sama. Kalau kami bertiga sedang berkumpul dan sedang dalam mood joking mode: ON, wah bakal pecah sih. I do believe that B stands for Badut, yes we are hilarious people, meskipun terkadang bisa jayus juga. From sarcasm to candaan receh, ya selera humor kami memang beragam levelnya.

Gimana sih karakter orang dengan golongan darah B?

"Outgoing and friendly, this type is people person. Unlike type A, type B doesn’t do that at expense of their own feelings and well-being; it comes to them naturally, without any effort. Contact with people doesn’t wear them off and they will do great as leaders or at any type of job that requires dealing with people.

Type B is highly adjustable; they can feel people. They are into body language and other methods of deciphering others. People with blood type B personality type rely on their intuition and trust themselves.

Once again, they are most compatible with their own personality type and AB. Talking about discrimination, Korean women consider men with blood type B personality not suitable for marriage due to their playful and flirty disposition." source: psychologia.co

1. Outgoing and friendly, people person. Yes, yes, yes. Percaya ga percaya, despite my cold appearance. Saat kelas 9 SMP, saya pernah dapat award dari majalah siswa yang saya pimpin sendiri, sebagai siswa teramah. Nyogok ya? Kan Adrina pemimpin redaksinya. Engga. Jadi memang saat kelas 9 ada turning point pada diri saya, saat saya terpaksa UNAS bareng dengan kelas tetangga saya. Which is saya tidak begitu akrab dengan siswa dari kelas sebelah. Di situ saya berusaha keras untuk jadi ramah. Setiap ketemu dengan teman-teman baru saya tidak segan untuk menyapa duluan.

2. Leaders. Yes. FYI, saya juga pernah baca bahwa Aquarian is a born nature leader. Pernah dalam satu semester saat kuliah saya memimpin 3 kelas matkul. Semester depannya saat ditunjuk lagi saya menolak. Lelah.

3. They can feel people. Hmmm is this why I have too much emphaty inside this fricking heart? Kalau teman saya wisuda, saya bisa merasakan kegembiraan yang luar biasa seakan-akan saya ikut diwisuda hari itu. Saat adik teman saya meninggal, saya menangis sesenggukan di pemakaman, seperti merasakan adik saya sendiri yang meninggal. Dikatain lebay udah sering.

4. Into body language. Sebenarnya ini baru saya pelajari saat kuliah. Dimana komunikasi nonverbal seperti body language does matter. Jadi jangan canggung saat melihat Adrina tends to explain things with her hands.

5. Intuition and trust themselves. Ya, intuisi saya tinggi. Dan... percaya dengan diri sendiri. Jadi cenderung narsis, namun tetap mencoba untuk tidak berlebihan.

6. Playful and flirty. This is especially for guys who read this. Guys.... Guys.... Boys... Yes I mean boys. Jangan kaget kalo Adrina emang orangnya genit dan manis banget kalo ngomong. Jangan baper, because basically I like to compliment people, and I like to be complimented too. Jadi candaan-candaan flirty saya please jangan pernah diseriusin, apalagi di sosmed. Kalau saya serius biasanya sih bercanda di private message #nahloh

credits: uallloveme.blogspot.com

Berdasarkan sumber lain tentang golongan darah B

Type B
• Tend to be exceedingly curious about everything;
• Are easily vexed and grow exasperated if things don't go the way they want them to go;
• Usually have a strong drive to be the best at whatever they set their mind to doing; however, they also tend to neglect other tasks for the sake of whatever they are focusing on;
• Have a hard time multi-tasking;
• Tend to be loners, and keep themselves isolated from others;

7.  High curiosity. Yes. Ini juga salah satu traits dari Aquarius. Adrina suka kepo. Kalau kalian mulai merasa kebablasan dan merasa saya sudah mulai stalking sampai ranah privacy kalian, just say STOP to me guys. I know my limit.

8. Have a hard time multi-tasking. Yes. Jangan heran kalau Adrina suka gampang ke-distract saat melakukan sesuatu. Goldar B ternyata memang bukan jagonya multi-tasking. Saya biasanya harus fokus dalam satu hal at the moment, ga bisa disambi dengan hal lain.

9. Tend to be loners, isolated from others. So much related with Aquarius independence traits. Ya, ga kaget lah kalau saudara di keluarga besar saya suka complain "Mba, jangan di kamar terus dong, keluar atuh...." Ya. Adrina anaknya butuh me time lebih banyak dari orang kebanyakan.

Okay, sampai disini dulu. Next post I will explain about my ENFP which is my whole nature character.

Salam, Badutmu




Adrina




  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Adrina and Her Aquarius Traits

Di tengah-tengah nonton film Spotlight yang menurut teman-teman bagus, tapi ya inilah saya. Suka keburu bosan kalau disuguhin film yang dari awal plotnya masih flat belum muncul konflik, baru 16 menit saya sudah pause, lol. Maybe I will watch it later. Because it's journalistic related and as you guys know I have a passion on it.

Jadi paragraf pertama adalah prolog yang menegaskan bahwa pada dasarnya saya adalah orang yang cepat bosan akan sesuatu yang datar-datar saja. And within this post, I hope you guys will get to know me better, and in the future if you guys meet me in person you would treat me well.

Disclaimer:
Buat teman-teman yang tidak percaya dengan zodiak, kepribadian berdasarkan golongan darah, dan psikologi test 16personalities, sebaiknya tidak melanjutkan membaca post ini karena saya akan membahas tentang kepribadian. Yeah, I have a big concern on personality reading.

Let's get started.
Adrina lahir pada tanggal 13 Februari 1994. Which means I'm an Aquarian. Entah mengapa semua traits, sifat dasar seorang Aquarius sangat match dengan saya.

Another disclaimer:
Saya bukan orang yang percaya dengan zodiak to the point of, ramalan tentang karir, keuangan, asmara, dan lain-lain karena menurut saya itu sudah ada yang Maha Mengatur semuanya. Tapi yang saya amati, memang sifat dasar dari ke 12 zodiak itu somehow 80% benar. So yeah.



credits: Pinterest

"Aquarius women are an exciting blend of mischief and deep thoughts. If you're looking for mental stimulation, fun and sexiness in one package, then this is the girl for you. Unpredictable, broadminded and often a little 'different' they are usually very intellectual and can be critcized as cold or distant by those who are more emotionally inclined, while being appreciated by those looking for an independent partner.

Aquarius women tend to come across as very self confident and independent in several ways:
She's unlikely to be interested in winning approval or compliments, making her often bold, non-conforming, and sometimes shocking. Many Aquarians are amused by narrow minded people, and aren't beyond doing or saying things purely to see the reaction they get. They aren't aggressive people per se, but they can be a little mischievous in this area!

Since she's probably not concerned as to what other people think of her, she often doesn't bother forming opinions about other people's behavior; a 'live and let live' attitude may be evident. Along these lines she's very unlikely to be into gossip, or to ever be petty.

Intellectual, radical and exciting she may view others as slightly predictable and stuffy, appreciating those who are slightly unique themselves. Aquarians are often rebels at heart. They tend to have relatively few close friends, but those they do have they will tend to have a very strong mental connection with.

Aquarius women tend to be relatively detached at the start of a relationship. Partners often wonder if she is really interested in them at all. This works well with independent partners, but can cause a lot of confusion for those who prefer regular feedback. (If I had a dollar for every Scorpio who has emailed me regarding their Aquarius woman ignoring them...)

Aquarians are the scientists of the zodiac. They tend to question most things rather than just accepting them at face value, and have a healthy disregard for tradition and social expectations for their own sake. If something doesn't make sense they are often the first to suggest changing it.
Very often they have unique views which can make them fascinating (they also make some of the best astrologers)

Aquarians can come across as detached, distant or even cold at times. This is partly because they often get distracted by their deep thoughts, and partly because they tend to to be 'big picture' people rather than 'people' people. Most Aquarians would say that humanity as a whole is more important than any individual." source: www.compatible-astrology.com

Mari dibahas satu persatu apakah treats Aquarius Woman di atas sesuai dengan saya.
1. Deep thoughts. Yes. Mulai dari kesedihan orang, sampai Bruce berubah jadi Caitlyn Jenner juga saya pikirin.

2. Unpredictable. Yes. Saya orangnya seringkali spontan. Uhuy.

3. Broadminded and amused by narrow minded people. Kamu berpikiran sempit sesempit celana dalam baru beli? Jangan dekat-dekat dengan saya, or I will criticize your way of thinking.

4. Different. Yes. Aquarius pada dasarnya orang-orang yang unik bahkan freak, dan ga malu diberi label freak.

5. Cold or distant. Yes. Please, dari almarhum Papa, sampai teman laki-laki yang saya kenal dari SD dan SMP, semua bilang saya judes. Ya saya memang seringkali appear as cold resting bitch face kalau belum kenal baik dengan orang. But once you got to know me better, be ready for other surprises.

6. Very self confident. Yes. On my case, maybe karena dari SMP saya terbiasa dengan OSIS yang dituntut untuk selalu bertemu dengan orang dari yang sebaya hingga berurusan dengan guru, dan Paduan Suara yang meskipun tampil di panggungnya beramai-ramai but I guess it's somehow gimme experiences about how to be confident.

7. Independent. Yes. Kalau kalian sering papasan dengan Adrina di public place, sendirian, bahkan makan di kafe, sendirian. Jangan kaget atau bahkan kasian. Please I don't need your pity. Because I appreciate my independence. Aquarius is a nature free-spirited person yang suka kebebasan.

8. Probably not concerned as to what other people think of her. Yes. I have an IDGAF mood all the time. If my rules don't match your rules I don't care.

9. Intellectual, radical, and exciting. Yes, yes, and yes. Banyak yang bilang saya smart #ehem. Radikal, ya kalau saya lagi emosi dan marah please don't be around me guys because I will bite when I get mad. Exciting, yes, curious? Huh

10. Rebels. I dunno how to explain this because saya sebenarnya tipe penurut, yang awalnya melawan. Jadi saat ada sesuatu yang tidak sesuai dengan saya, saya akan melawan, negotiate, dan ujung-ujungnya nurut juga.

11. Relatively few close friends. Dude, I'm actually tired when people often say that I'm a girl who has so many friends. Bahkan dilabeli dengan istilah hits yang mungkin sebenarnya adalah replacement dari kata famous which means terkenal. No. Biasa aja. I only trust really few close friends, sisanya ya anggap saja fans or even haters. Lol.

12. Appreciate humanity. Yes. Saya suka bingung sih saya anak IPA dengan jiwa sosial yang cukup tinggi. 

Okay, let's end this right here and I will make another posts about blood type and ENFP traits. So yeah, keep on reading.

Your proud Aquarian,


Adrina

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

How I Deal With My Overprotective Parents

Hello! Please grab your snack because this will be a long post.

Terinspirasi dari segala perselisihan dengan Mama baru-baru ini, dan masukan dari salah seorang partner yang kini tinggal nun jauh di New York sana, maka saya memutuskan untuk membagi kisah tentang keluarga saya.

And thanks again for those who have participated in my polling! I know maybe for some people this is unimportant. But this mini research actually will give me another insight from my female friends about how their parents give trust to them.

Berdasarkan hasil polling, teman-teman perempuan sebaya saya yang telah berusia di atas kepala 2 ternyata diberi kepercayaan oleh orang tuanya untuk pulang jam berapa pun. Asalkan mereka meminta izin terlebih dahulu. Sangat berbeda dengan saya yang apabila sedang berada di luar rumah, sudah bisa dipastikan jam 20:30 handphone berdering. Ya, itu adalah telepon masuk dari Mama yang menanyakan jam berapa saya bisa pulang, dan menyuruh saya untuk segera pulang.

Teman-teman dekat saya, yang terbiasa main dengan saya pasti tahu tentang orang tua saya yang overprotective. Kalau kalian bertanya ke gang saya dari SMP, pasti mereka tahu. Telepon dari Mama saya bagai alarm yang menandakan bahwa kami harus segera mengakhiri acara hang out hari itu.

Pola didik ini masih berlaku saat saya SMA. Saat kelas XI, saya sangat tomboy dan sering keluar dengan teman-teman laki-laki yang bahkan sudah menganggap saya salah satu di antara mereka. Ya, saya sering menjadi satu-satunya perempuan saat keluar bersama mereka.

Ada suatu malam yang sampai saat ini tak bisa saya lupakan. Malam itu, saya pergi makan bersama teman-teman lelaki sekelas saya. Dan tidak disangka, saya bertemu dengan sahabat perempuan saya saat SMA yang berasal dari kelas sebelah. Lucunya, dia juga menjadi satu-satunya perempuan di antara teman-teman lelaki kelasnya. Alhasil, ramailah tempat makan nasi goreng itu.

Jam 21:30 berlalu, telepon dari almarhum Papa masuk ke handphone saya namun tidak saya gubris. Lalu tiba-tiba beberapa menit kemudian, Papa sudah berada di tempat makan tersebut dan menjemput saya pulang. Sambil marah-marah tentunya. Saya pun lekas pamit ke teman-teman saya yang sedang termenung karena shock melihat Papa saya yang segitu bela-belainnya menjemput saya tiba-tiba.

Ya, hidup di bawah peraturan orang tua yang begitu ketat memang sampai detik ini membuat saya merasa tidak nyaman. Banyak yang bilang itu disebabkan karena saya adalah anak perempuan pertama di keluarga. Tapi, ketika saya membandingkan dengan teman lain yang juga seorang sulung perempuan di keluarganya, ah mereka tidak segitunya dipingit oleh orang tua. Jadi kenapa dong?

Selepas SMA, saya bertekad kuliah di luar kota. Saya tidak mau kuliah di Surabaya. Berbagai alasan mendasari keputusan saya itu.
1. Surabaya panas. Tubuh saya memiliki toleransi udara panas yang rendah
2. Nanti teman saya tidak bertambah. Ya benar saja, sekarang kalau dibandingkan dengan teman-teman saya yang kuliahnya di Jawa Timur, inner circle mereka masih disitu-situ aja.
3. Biar saya bisa ngekos dan punya kamar sendiri. Ya, sampai kelas XII saya masih tidur bersama almarhum eyang putri saya, karena memang saat itu eyang putri tinggal bersama keluarga kami. Papa adalah seorang anak tunggal yang ingin menghabiskan sisa hidupnya untuk merawat eyang, dengan cara tinggal serumah.



Akhirnya, Bandung lah destinasi saya yang selanjutnya. Kampus saya yang meskipun berlokasi di luar kota Bandung, lantas tidak membuat saya jarang mencari hiburan ke kota. Ya meskipun tidak bisa dibilang sering, karena saya seringkali hang out hanya saat benar-benar stress.

Bulan pertama di Bandung saya mengalami culture shock. Melihat mahasiswi bebas merokok di kantin saja saya kaget. Ya, waktu itu belum ada peraturan dilarang merokok di wilayah kampus.

Saya yang ketika di rumah terbiasa meminta izin dulu ke orang tua, masih membawa kebiasaan tersebut saat awal merantau. Ya, masih polos sekali waktu itu. Alhasil, tentunya Mama saya tidak memperbolehkan saya pulang malam. Beda dengan Papa yang membebaskan saya asal bertanggungjawab.

"Kamu mau clubbing, juga silakan, nak. Tapi kalau ada apa-apa, kamu jangan telpon Papa. Jaga diri kamu sendiri. Kamu harus belajar lihat dunia luar."

Diajak clubbing pun pernah, meskipun saya berhijab. 
"Lepas aja lah kerudung kamu kalo lg ajeb-ajeb"
Dan akhirnya? Apa saya ikut clubbing? No. Because prinsip saya, saya takut ketika tahu clubbing itu asyik, saya akan ketagihan dan menjadi pecandu clubbing.

Setelah beberapa tahun berjalan, saya jadi mengerti. Tidak harus mengabari orang rumah apabila saya ingin keluar. Toh, mereka jauh. Dan kalau mereka tahu, malah bikin khawatir. Akhirnya, sesekali saya pulang pagi untuk bermain bersama teman-teman. Bermain versi saya ya hanya makan, nonton, dan karaoke.

Oktober 2014, saat Papa meninggal, momen tersebut benar-benar menjadi turning point untuk saya. Dan setelah Papa tiada, saya pun tersadar. Bahwa saya sebenarnya adalah anak Papa, meskipun dekat sekali dengan Mama saya. Karena memang cara berpikir saya lebih cenderung mengikuti pola pikir Papa yang seorang social butterfly. You may go to party, but remember to play safe. Just that simple.

Akhrinya pasca ditinggal Papa, Mama menjadi super duper protective. 2015 saya masih harus stay di Bandung untuk berjuang menyelesaikan studi saya. Kalau saat ada Papa, Mama hanya menelpon saya sekali setiap harinya. Setelah menjadi single parent, Mama bisa menelpon saya tiga kali dalam sehari. Ya, sudah seperti minum antibiotik.

Diperlakukan seperti anak SMP saat sudah berusia 22 tahun seperti sekarang, membuat saya berontak. Saya mengutarakan pendapat saya kepada Mama, agar beliau tidak terlalu kaku dan khawatir. Pada dasarnya, Mama dan Papa adalah orang yang memiliki worry issues yang cukup serius. Dan pada akhirnya menurun ke kepribadian saya juga. Ketakutan-ketakutan tidak penting yang menurut orang lain biasa saja, bisa menjadi masalah buat saya. 

Namun saya sadar, sebagai anak maupun individu, saya masih memiliki kekurangan dalam manajemen emosi dan attitude. Ya, saya perlu memperbaiki dua poin tersebut agar bisa menjadi pribadi yang lebih baik. Menjadi anak berbakti, kakak yang suportif, calon istri setia, calon ibu teladan, teman yang selalu merangkul, dan pegawai yang berdedikasi. Agar dimana pun saya berada, saya tetap diterima.

Keep being a sweet daughter to your parents,






Adrina


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Beauty Standard From Three Perspectives

This post is dedicated for the beauties and the beauty lovers.
So, surprisingly beauty issues win my polling on Twitter.


Despite only 7 people who have voted, but I wanna say thank you for those who have appreciated my comeback on writing. It means a lot!

Let's begin! I think I wanna divide the beauty standard from 3 perspectives. From my personal perspective, global perspective, and men's.

1. My personal perspective
For me, the quote "Beauty is Pain" is true. I started wearing beauty products from 3rd semester on college I guess. Because at that time I was teaching groups of elementary students. So I felt the needed to appear properly beautiful for a teacher image. And then another motivation for me when I first started doing make up is Kpop. Suka envy liat effortless Kpop idol yang cantik-cantik. Walaupun Kpop Idol sudah kena judge habis-habisan bahwa itu hanya hasil oplas. Tapi banyak kok, yang memang naturally good looking. Atau cantiknya hanya saat pakai make up #eh. Please don't laugh but yeah, Kpop affected my life in good (and bad) way.

In my opinion, make up is not a mask. Make up is your personal beauty statement. Ada orang yang ga pede keluar rumah kalau belum menggunakan pensil alis, yang merupakan trend 2015. Kalau di negara barat, disebut "Eyebrows on fleek" or "Eyebrows on point".


credit: www.teentimes.com


Ada lagi yang merasa wajahnya pucat apabila tidak menggunakan lipstick merah menyala. And this is going crazier, when I was find out from my friend who sells lip products.

She said that "Anak SMP sekarang udah mulai pake gincu.", dan saya lantas menjawab "Nah gue waktu SMP mah ga pernah pake lip product, Waktu SMA baru pake lip balm itu pun yang ga berwarna". Lama-lama dandanan pelajar masa kini bersaing dengan dandanan gurunya dong?

Jadi makeup itu benar-benar personal. Setiap orang punya standard cantiknya sendiri. Dan wajah orang diciptakan berbeda. Ada yang tidak menggunakan makeup atau hanya menyapukan loose powder dan lip balm sudah kinclong. Ada yang butuh effort lebih untuk menutupi flaw disana-sini untuk tampil flawless.

2. Global perspective

Buzzfeed, an American internet media company made this video about Beauty Standards Around The World. You can watch it here.
This video shows you that every country has its own beauty standards. Australian tend to make their skin tanner by using spray tan for the example. Meanwhile in Morocco, hijab makes a woman looks pretty.

   credit: www.youtube.com

Suka heran ga sih? Kalo di Bali, liat para bule berjemur. Sementara orang Indonesia berjuang mati-matian dan melakukan segala cara agar mendapat kulit yang putih? Nah itu karena memang standar cantik di tiap negara berbeda.

3. Men's perspective

Kenapa sih para wanita selalu ingin tampil langsing? Liat deh Miss Universe. Menurut saya pribadi, ajang Miss Universe merupakan representasi dari beauty standard di seluruh dunia. Lihat lah lekuk tubuh mereka yang aduhai dan enak dipandang. Itulah yang menyebabkan para wanita berjuang untuk mendapatkan bentuk tubuh layaknya model.

credit: www.usatoday.com

So I have this one fellow boy-friend, he said that "Kenapa perempuan selalu ngga pernah puas sama badannya sih? Padahal kalo gue personally like bener-bener bodo amat sama badan kalian asal sehat dan segar pasti menarik perhartian wkwk" Jawabannya ya karena dari sudut pandang perempuan, kecantikan perempuan yang ideal itu direpresentasikan oleh model, aktris, atau Miss-Miss dari berbagai ajang beauty pageant itu. Sehingga wanita selalu dituntut untuk memiliki kecantikan yang setara dengan mereka.

Kalau dari sudut pandang lelaki, ada yang oke-oke aja dengan wanita yang memakai make up. Tapi ada yang protes juga apabila make up pacarnya terlalu menor dan malah cenderung lebih suka dengan perempuan yang cantiknya natural. Namun terkadang term "natural" pun mulai bias. Karena perempuan dengan penampilan alami tersebut sebenarnya menggunakan make up hanya saja dengan porsi yang pas dan tidak berlebihan.

Well, kalo kata lagunya Christina Aguilera yang judulnya "Beautiful"
"You are beautiful no matter what they said"

Belajar tidak usah peduli dengan pendapat orang tentang beauty standard. Karena cantik pun percuma kalau kamu tidak memiliki kepercayaan diri. Cukup lah dengan tampang yang "biasa" namun kamu pintar, dan memiliki pembawaan diri yang bagus. Balik lagi ke 3B "Brain, Beauty, Behavior". Cantik tapi kalo diajak ngobrolin Pilkada ga nyambung juga bikin ilfeel kok?! Cantik tapi kalo punya attitude yang buruk juga bikin orang males. Ya kan?



Regards,



Adrina

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

When You Got A Title Behind Your Name

Hello? It's me. No, this post isn't going to be about Adele.

I know it's way way too late, but within this post I wanna say "Thank You" for my post graduation life.
Maybe if you know me from social media, you see me as a frequent updater. But why I didn't post a lot from my graduation day?

Almost everyone cherishes their graduation day. Meanwhile for me, it was so bitter. I understand that I'm not the only one who came without her daddy. You might get bored whenever I posted about how I missed him. For me graduation day is not more than a celebration and a farewell. Because what's real is you should be sad, because you're officially unemployed lol.

Well, people with bad emotion management like me would find it hard with handling emotion and took a longer time to be completely healed. My 9th semester was really hard and I was isolated myself from my beloved friends. And I was really sorry for that. My final test was so lonely. Only my auntie and my friend from another department could make it to see me. Even I couldn't get to see my friends from Communication department.

It was hard. It was really hard for me to stabilize my emotion, actually. I almost met psychologue but since I had friend and cousin who studied Psychology, thanks to them I could talk to them to helped me.

It was still hard until I got back to my home. Almost 2 months I've spent with jobseeking and again... Isolating from my friends. And now that I got here to be placed in Daddy's office, I'm doing fine. I'm recovering.

And for the past two months I've realized that I really learned a lot from my immature attitude in 2015. I wanna grow up and use social media wisely. As an ENFP like me who always tell my bestfriends everything, it was hard to be quiet for awhile. But thanks to that, I've grown up to be 22 years old Adrina who have learned that, no matter how hard I left my besties, the best ones will always waiting for me and looking for me. And if you guys one of that besties, congratulation guys you have passed the "How to be Friend With Adrina" test of 2016 lol.

So, thank you for those who stay. If you guys read this, I just wanna you to know that I can't pay your kindness. Thank you for everyone who stay by my side and never left. For the flowers, pictures, and the most important that is presence. I can't thank you enough.

And of course for my family who treated me well for past 4,5 years in Bandung. For every support and help that I can't afford.

And for the one love that I almost compeletely left last year that is Allah, thank you for bring me back to home, to the right path, to your way.

Sincerely,



Your beloved Adrina Inayati Utami, S. Ikom <3

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS